Jumat, 04 April 2014

Pengolahan Citra (Representasi Citra) - PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

1.     Representasi Citra dimaksudkan untuk :
Ø  Memahami & Mampu menjelaskan konversi citra dari analog ke digital
Ø  Membangun suatu terapan dari materi keinformatikaan dan pendukungnya dengan Pengolahan Citra
Ø  Mengerti penyajian citra digital dengan resolusi dan tingkat keabuannya

2.     Tujuan Representasi Citra yaitu :
Ø  Mengerti tentang representasi citra & citra digital
Ø  Memahami & Mengetahui resolusi citra digital
Ø  Mampu Memahami dan mengerti Tingkat Keabuan dan Warna Citra
Ø  Mampu memahami dan menjelaskan citra biner
Ø  Memahami konversi citra digital

3.     Citra ada 2 macam :

1.      Citra Kontinu yaitu, citra yang dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya, mata manusia dan kamera analog.
2.      Citra Diskrit yaitu, citra yang dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap citra kontinu.

v  Beberapa sistem optik dilengkapi dengan fungsi digitalisasi sehingga mampu menghasilkan citra diskrit, misalnya kamera digital dan scanner.

v Citra diskrit disebut juga citra digital.

4.     Citra Digital
o   Citra digital adalah citra f(x,y) yang telah dilakukan digitalisasi baik koordinat area maupun brightness level. Nilai f di koordinat (x,y) menunjukkan brightness atau grayness  level dari citra pada titik tersebut.

o   Citra yang dihasilkan direkam datanya bersifat kontinu harus dirubah dahulu menjadi citra digital dengan konversi sehingga dikenal komputer. 

o   Proses tersebut disebut digitasi, yaitu membuat kisi-kisi arah horizontal dan vertical sehingga terbentuk array 2 dimensi.

o   Komputer hanya dapat mengolah data digital.

o   Citra harus mempunyai format tertentu

o   Mampu merepresentasikan objek pencitraan dalam bentuk bilangan biner.

o   Citra digital dinyatakan dengan matriks N x M
N = jumlah baris   0= y = N – 1
M = jumlah baris  0= x = M – 1 

o   Direpresentasikan sebagai matriks berukuran N x M dalam Bentuk



5.     Resolusi Citra Digital
v  Resolusi citra merupakan tingkat detailnya suatu citra.
v  Semakin tinggi resolusinya maka semakin tinggi pula tingkat detail dari citra tersebut.
v  Ada 2 jenis resolusi citra :
1.      Resolusi Spasial
Merupakan ukuran haslus/kasarnya pembagian kisi-kisi baris dan kolom pada saat sampling. Resolusi ini digunakan untuk menentukan jumlah pixel per satuan panjang (dpi = dot per inchi)

2.      Resolusi Kecemerlangan (Intensitas/brightness,)
adalah ukuran halus/kasarnya pembagian tingkat gradasi warna saat dilakukan kuantisasi. Disebut juga dengan kedalaman bit/kedalaman warna (Bit Depth). Bit Depth menentukan berapa banyak informasi warna yang tersedia untuk ditampilkan dalam setiap piksel. Semakin besar nilainya, semakin bagus kualitas gambar yang dihasilkan dan semakin besar ukurannya.


6.     Tingkat Keabuan dan Warna Citra
v  Supaya citra digital dapat diolah komputer, maka citra digital harus mempunyai format tertentu.
v  Format citra digital yang dipakai adalah citra skala keabuan (Gray Scale)
v  Pada umumnya warna yang digunakan pada grayscale adalah warna hitam sebagai warna minimal (0), dan warna putih (255) sebagai warna maksimal, sehingga warna antaranya adalah abu-abu.


v  Derajat keabuan sendiri memiliki nilai, tidak hanya skala 0 sampai 255.
v  Tergantung pada nilai pixel yang dimiliki oleh citra.
v  Skala keabuan (grayscale = G ) dibagi menjadi sejumlah level, memiliki nilai berupa bilangan bulat dan merupakan hasil perpangkatan dari dua.

7.     Warna Citra
v  Setiap piksel mempunyai warna yang spesifik yang merupakan kombinasi 3 warna dasar
Red (R)
Green (G)
Blue (B)
v  Sering disebut sebagai citra RGB
v  Setiap komponen warna mempunyai intensitas sendiri dengan nilai 0 - 255
v  Contoh: Warna Kuning (gabungan warna merah dan hijau) sehingga nilai RGBnya:
R = 255
G = 255
B = 0 
v  Jadi setiap piksel membutuhkan 3 byte


8.     Warna Citra berindeks
v  Jumlah memori true color = 3 x jumlah piksel → untuk penghematan digunakan citra berindeks
v  Informasi tiap titik merupakan indeks dari suatu tabel yang berisi informasi warna (disebut palet warna)
v  Pada saat penyimpanan → informasi palet harus disertakan.
v  Keuntungan: ukuran berkas data citra warna berindeks lebih kecil dibandingkan citra true color

9.     Contoh palet warna citra warna berindeks 4-bit


10.                         Citra biner (monokrom)
v  Setiap titik bernilai 0 atau 1
0 → hitam
1 → putih
v  Setiap titik membutuhkan 1 bit
v  1 byte dapat menampung 8 titik


Citra biner ukuran 9x7 piksel dan representasinya dalam data digital

v  Contoh :
citra hasil scan text/buku
citra hasil deteksi tepi
citra hasil threshold 




v  Komputer hanya dapat mengakses data digital, oleh karena itu untuk pengolahan data digital analog terdapat proses konversi yang disebut proses Analog Digital Conversi (ADC). Tujuan dari proses ADC adalah agar dapat diakses komputer, karena data asli atau fakta bersifat analog tidak bisa diolah oleh komputer, komputer hanya mengolah data digital.

v  Citra digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang  disebut sebagai elemen gambar/ piksel/ pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.

v  Jika ada citra berukuran 512x512 dengan 256 derajat keabuan maka akan membutuhkan memori sebesar 512x512x8 bit = 2048.000 bit.




0 komentar:

Posting Komentar